Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian yang meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di dalamnya , antara lain mengenai kapan, karena apa kematian itu terjadi. Dimana ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang berkepentingan . lebih-lebih dalam dunia bisnis ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan. Risiko tersebut antara lain : kebanjiran, kebakaran, kemalingan, kecelakaan, penggelapan, dll, yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimalkan ketidakpastian (risiko), agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimalkan.
Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut MANAGEMENT RISIKO. Pengelolaan tersebut meliputi langkah-langkah antara lain :
1. Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi.
2. Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi semua yang berpotensi risiko
3. Berusaha untuk mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa.
4. Berusaha mencari dan mengambil langkah-langkah yang berpotensi resiko.
Manajemen risiko adalah suatu proses mengembangkan tujuan, membangun ekposur, mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Setelah tercapainya tujuan itu akan di implementasikan dalam kehidupan dan akan di kaji ulang kelayakannya.
Step of this process adalah develop objectives establish ekposur mengidentifikasi risiko memilih alat manajemen diimplementasikan review
Pertama kita melakukan pengembangan tujuan dalam arti menentukan cakupan dari apa yang kita akan di lakukan dalam proses manajemen risiko ini.
Kedua adalah establish atau membangun ekposur yaitu memilih resiko dan dipisahkan dalam aset keuangan dan non keuangan.
Ketiga yaitu mengidentifikasi risiko, banyak teknik dalam identifikasi resiko ini dalam rumah tangga. Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
• Menghindari resiko
• Mengurangi resiko
• Mengurangi potensi kerugian
• Diversifikasi resiko
• Pengalihan resiko
• Berbagi resiko
• Brainstorming
• Survei
• Wawancara
• Informasi historis
• Kelompok kerja, dll.
Keempat yaitu memilih alat manajemen risiko, menurut pengertian saya bagaimana kita mengelola sesuatu yang berpotensi resiko dan dapat di diversifikasi atau di asuransikan oleh karena itu, di perlukan alat penanggulangan risiko yang tepat sasaran agar risiko tidak terlalu besar.
Kelima. Implementasi yaitu bagaimana suatu resiko dapat diminimalkan atau di hilangkan, yaitu dengan suatu alat yaitu asuransi. Dan bagaimana asuransi dilaksanakan diperlukan suatu variabel2 yang mempengaruhinya.
Dampak adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu risiko.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimalkan ketidakpastian (risiko), agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimalkan.
Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut MANAGEMENT RISIKO. Pengelolaan tersebut meliputi langkah-langkah antara lain :
1. Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi.
2. Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi semua yang berpotensi risiko
3. Berusaha untuk mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa.
4. Berusaha mencari dan mengambil langkah-langkah yang berpotensi resiko.
Manajemen risiko adalah suatu proses mengembangkan tujuan, membangun ekposur, mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Setelah tercapainya tujuan itu akan di implementasikan dalam kehidupan dan akan di kaji ulang kelayakannya.
Step of this process adalah develop objectives establish ekposur mengidentifikasi risiko memilih alat manajemen diimplementasikan review
Pertama kita melakukan pengembangan tujuan dalam arti menentukan cakupan dari apa yang kita akan di lakukan dalam proses manajemen risiko ini.
Kedua adalah establish atau membangun ekposur yaitu memilih resiko dan dipisahkan dalam aset keuangan dan non keuangan.
Ketiga yaitu mengidentifikasi risiko, banyak teknik dalam identifikasi resiko ini dalam rumah tangga. Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
• Menghindari resiko
• Mengurangi resiko
• Mengurangi potensi kerugian
• Diversifikasi resiko
• Pengalihan resiko
• Berbagi resiko
• Brainstorming
• Survei
• Wawancara
• Informasi historis
• Kelompok kerja, dll.
Keempat yaitu memilih alat manajemen risiko, menurut pengertian saya bagaimana kita mengelola sesuatu yang berpotensi resiko dan dapat di diversifikasi atau di asuransikan oleh karena itu, di perlukan alat penanggulangan risiko yang tepat sasaran agar risiko tidak terlalu besar.
Kelima. Implementasi yaitu bagaimana suatu resiko dapat diminimalkan atau di hilangkan, yaitu dengan suatu alat yaitu asuransi. Dan bagaimana asuransi dilaksanakan diperlukan suatu variabel2 yang mempengaruhinya.
Dampak adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu risiko.
Setelah mengetahui probabilitas dan dampak dari suatu risiko, maka kita dapat mengetahui potensi suatu risiko. Untuk mengukur bobot risiko kita dapat menggunakan skala dari 1-5 sebagai berikut seperti yang disarankan oleh JISC infoNet:
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer Yiatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
Penanganan risiko
High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.
Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan contingency plan.
High probability, low impact : mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan
Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari risiko tersebut.
Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan contingency plan seandainya benar-benar terjadi. Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak risiko tersebut. Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk mengurangi risiko dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa scenario memang membutuhkan full contingency plan, tergantung pada proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan re-planning normal yang memang dibutuhkan karena adanya perubahan dalam proyek yang berjalan.
dari buku di perpus atas,,,tapi lupa sumbernya,,,entar kalau kesana q edit lagi,,,maksih,,,
dari bukunya bu lindananty dosen stie-mce.ac.id
dari buku di perpus atas,,,tapi lupa sumbernya,,,entar kalau kesana q edit lagi,,,maksih,,,
dari bukunya bu lindananty dosen stie-mce.ac.id
Sumber:
google.com
google.com