Pages

Saturday, October 29, 2011

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

0 comments
Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.( http://elearning.gunadarma.ac.id)
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari,laporan rugi laba, laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan,neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.
Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :
a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact)
Laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate)
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles), hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
c. Pendapat pribadi (personal judgment)
Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau management perusahaan yang bersangkutan.( http://elearning.gunadarma.ac.id)
Tujuan Analisis Keuangan
a. Investasi Pada Saham
Analisis resiko difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini untuk periode-periode masa yang akan datang.
b. Pemberian Kredit
Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
c. Kesehatan Pemasok
Menganalisis profitabilias perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasinya sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
d. Kesehatan Pelanggan
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 4
Menilai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis meliputi Besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan
e. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan
Memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Faktor yang dianalisis adalah profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan
f. Pemerintah
Menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan, menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri, dan menganalisis layak tidaknya perusahaan melakukan go public
g. Analisis Internal
Menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan sebagai bahan evaluasi prestasi manajemen, dan digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta untuk evaluasi perubahan strategi
h. Analisis Pesaing
Menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing yang digunakan untuk penentuan strategi perusahaan misalnya penentuan harga, strategi merebut pangsa pasar.
i. Penilaian kerusakan
Menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian
(http://elearning.gunadarma.ac.id)
Jenis-jenis laporan keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya adalah :
a) Neraca : laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan yang.menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat tertentu.
Bentuk Neraca:
1) Staffel (Report Form)
b) Laporan laba rugi : suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk laporan laba rugi:
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 5
1) Multiple step
Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha
dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.
Single step
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
Laporan perubahan modal: Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode tertentu).
Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:
1) Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik.
2) Adanya laba usaha
3) Adanya kerugian.
4) Pengambilan untuk keperluan pribadi.
d) Laporan arus kas: bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan.
Tujuan Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan likuidasi perusahaan .
b. Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Rentabilitas atau profitability adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Stabilitas Usaha adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya.
Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal.
a. Analisa horisontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisa dinamis.
b. Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa statis.
(http://elearning.gunadarma.ac.id)

Sunday, October 23, 2011

time management

0 comments
                                          TIME MANAGEMENT dalam Waktu Shalat

Salah satu syarat wajib dalam agama saya adalah dalam menjalankan beribadah shalat. Karena dalam kitab suci agama saya sudah diterangkan bahwa shalat adalah hukumnya wajib. Shalat tentu mempunyai sejarah yang panjang.
Yang saya ketahui, dahulu rakaat dalam shalat adalah mencapai 50 rakaat,,,,wuuuuhhh,,,5 saja untuk sebagian orang sudah berat,,,,,
Langsung saja ke TKP,,,,mengapa saya mengambil judul ini tentu mempunyai alasan, di sini saya mau memberikan sedikit tips dalam menjalankan ibadah shalat agar disiplin waktu dan nyaman dalam menjalankannya.
Tentu dalam menjalankan shalat adalah tepat waktu, tepat waktu diukur jika telah terdengar suara adzan segerahlah tinggalkan pekerjaan kita dan bergegaslah ambil air,,,,wudhu maksud saya,,,,,
Mengapa demikian, jika kita menunda, rasa dalam beribadah sangat berat untuk dijalankan,,,,karena menurut saya otak kita menjadi malas,,,,,sehingga tidak mungkin kita bisa lupa,,,,kadang juga pernah saya alami juga,,,,hahahaha,,,,,,
Time Management di sini sangat diperlukan, tidak hanya dalam kita kuliah atau bekerja tetapi dalam beribadah sangat lebih penting untuk menunjukkan rasa sayang kita kepada Allah,,,,,biar kita jika meminta pertolongan segera dikabulkan,,,harapan saya itu,,,hehehe
Untuk mengatur waktu biar tepat,,,,harap diperhatikan kapan waktunya akan dimulainya shalat agar jika tiba waktunya kita tidak tergesa-gesa,,,,,yang saya rasakan jika menjalankan ibadah tepat waktu rasanya sangat menyenangkan dan membuat pikiran kita fresh,,,,,ahoiiiii
Yang membuat rasa malas sebenarnya sih,,,,pikiran kita sendiri,,,,mengerti tidak,,,,,aku juga tidak mengerti,,,,,buat PR kalian ya,,,,,,,,,,,,,,hahaha,,,,,,
Kembali ke pokok permasalahan kita,,,,,time Management dalam shalat,,,,,,,kelihatannya sulit,,,,tetapi jika kita melakukannya sesering mungkin rasanya akan menjadi berbeda,,,,jika kita melakukannya rasanya gimana gitu,,,,,,menurut saya sekian dulu,,,,eh bentar deh,,,,sebenarnya berapa kata ya yang di anjurkan,,,kurang 50 kata lagi deh biar 300,,,,,kelihatannya blog ini tidak ada gunanya,,,,kog ceritanya jadi kemana-mana kayak lagunya ayu ting-ting,,,,kemana-kemana,,,,kemana lagi ini,,,
Intinya, menurut pendapat saya dari sanubari yang terdalam sedalam hati ku,,,,shalat tepat waktu wajib hukumnya,,,,rasakan deh,,,,pasti akan berbeda jika kita menjalankannya,,,,mulai dari sekarang dan seterusnya,,,,,,semoga berhasil,,,,,,,,,,,aminnnnnn, jika berhasil follow twiter aku ea,,,,sekian dulu cerita saya,,,,semoga tidak telat masuk kelas lagi biar tidak di suruh buat blog lagi,,,,hahah

Friday, October 14, 2011

invesment principles

0 comments
Investment principle
“Investment is most intelligent when it is most businesslike.” Benjamin Graham(The Father of Security Analysis).
“Investment is an activity of forecasting the yield on assets over the life of the asset. Speculation is the activity of forecasting the psychology of the market.” JohnMaynard Keynes.
“It may be another of life’s ironies that investors principally concerned with shortterm performance may very well achieve it, but at the expense of long-term results.” V. Eugene Shahan(Columbia University Business School).
“In the short run, the market is a voting machine but in the long run it is a weighing machine.”(Ben Graham)


Jika saya telah berinvestasi dalam sesuatu, saya tidak ingin menyia-nyiakan investasi tersebut. Berinvestasi dalam sesuatu, dengan cara, termasuk uang tidak saja, tetapi juga (dan terutama) waktu dan emosi.
Cara kerjanya
Ketika seseorang membuat investasi dalam sesuatu, itu karena mereka telah meramalkan masa depan dan memutuskan bahwa investasi waktu, energi (dan mungkin uang) adalah berharga. Mereka juga termasuk mendapatkan kembali pada investasi ke tujuan mereka.
Diri dan berkabung
Investasi membawa hal yang lebih dekat kepada saya dan membuatnya menjadi bagian dari rasa saya Identitas, terutama jika saya melampirkan makna emosional untuk itu. Ini menjadi bagian dari diriku, dan untuk melepaskan itu adalah menghapus bagian dari diri saya, sehingga saya akan merasa kehilangan dan akan melalui proses berkabung. Pikiran tentang hal ini sering cukup untuk menghalangi setiap disinvestasi mudah.

Komitmen publik
Jika saya telah membuat komitmen publik untuk sesuatu yang kemudian akan melawan komitmen yang akan menunjukkan konsistensi saya untuk kekurangan dan karenanya muncul dua bermuka atau pengambil keputusan-miskin. Oleh karena itu saya akan sangat senang untuk memiliki untuk menarik keluar, dan terutama jadi jika itu adalah komitmen publik untuk orang yang saya hormati dan yang menghormati dan mendukung saya akan butuhkan di masa depan.
Menarik keluar
Karena kita telah berinvestasi dalam sesuatu, itu tidak berarti kita tidak akan pernah keluar dari itu, dan Model Investasi menjelaskan bagaimana kita terus-menerus menilai situasi untuk menentukan apakah kita harus tetap atau memotong kerugian kita dan pergi. Investasi sering merupakan sunk cost yang tidak pernah bisa diperoleh kembali. Untuk menarik keluar dapat tampak seperti membuat kerugian. Sementara masih diinvestasikan, ada harapan pemulihan. Hal ini kadang-kadang disebut perangkap Penjudi itu.

Jadi apa
Dapatkan orang lain untuk menginvestasikan waktu dan energi. Hal ini dapat menjadi kecil pada awalnya, tapi kemudian komitmen yang disebabkan oleh bahwa investasi kecil dapat digunakan untuk mendapatkan investasi lebih lanjut dan sebagainya. Membuat kompleks investasi, termasuk pikiran, ide-ide, waktu dan uang. Dapatkan mereka untuk melakukan hal-hal, untuk menjadi terlibat secara fisik. Secara khusus, mendapatkan mereka untuk membuat komitmen publik dan untuk berinvestasi dalam tindakan sangat terlihat.


Portfolio Composition
Modern portfolio theory postulates that the more holdings Three are in a fund, the more risk is reduced. That is because it claims risk is associated with share price volatility, not the underlying economics of the business. We view this conventional portfolio diversification as little more than a hedge against having the courage of one’s convictions. Therefore, we favour a focused approach to investing and typically having ownership of around 25-35 holdings in appropriate companies. We regard real risk as being that of investing in the wrong businesses. Despite this widespread antipathy to running concentrated (i.e. lesser diversified) portfolios, it is ironic that index tracker funds are usually regarded as being lower risk. According to FTSE International Limited in its factsheet dated 28May 2010, the FTSE All-Share Index had a market capitalisation of £1.57 trillion. Of this, the top ten constituents accounted for £622 billion, or 39.7% of the total. This in fact makes them highly concentrated. The opportunity for investors of focused investing was neatly summarised by Warren Buffett speaking to the New York Society of Security Analysts: “A lot of great fortunes in this world have been made by owning a singlet wonderful business. If you understand the business, you don’t need to own very many of them.” The problem with conventional portfolio diversification is that it increases the chances of making investments in too many companies that too little is known about. So we believe in restricting ourselves to those businesses that firstly we understand and that secondly we know most about. This is what we mean by limiting ourselves to our ‘circle of competence’. Too many investors’ circles of competence seem to be a mile wide and an inch deep. We think ours is quite the opposite. We aim to invest in a spread of superior businesses that we know well, which we believe reduces economic risk.

DMCA.com Protection

Protected by Copyscape Duplicate Content Check